Selasa, 11 November 2008

streeesss!!!

Apakah stress itu?

Pada umumnya, istilah stress digunakan untuk menggambarkan beragam sensasi dan respon yang dialami tubuh kita. Jenis stress ada beberapa macam, yaitu:

Post-traumatic stress disorder (PTSD) – bentuk stress ini biasa terjadi pada penderita yang sebelumnya mengalami kejadian luar biasa seperti perang, bencana alam, pemerkosaan, kecelakaan lalu lintas, atau kejadian mengerikan lainnya. Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental di Amerika Serikat, bagi kebanyakan penderita, biasanya PTSD muncul tiga bulan setelah kejadian dan bisa menyerang siapapun termasuk anak-anak.
Acute stress – bentuk stress yang paling umum ini muncul akibat tekanan/tuntutan di masa lalu atau tekanan/tuntutan yang akan dihadapi di masa mendatang.
Episodic acute stress – merupakan bentuk stress akut (acute stress) yang disertai dengan kecemasan yang berlebihan di segala situasi.
Chronic Stress – jika tidak diatasi, bentuk stress yang satu ini bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Mereka akan terbiasa dan pasrah menerima tekanan-tekanan pemicu stress sehingga kondisi fisik dan mentalnya akan terkuras. Stress kronik (chronic stress) dapat mendorong bunuh diri, stroke dan serangan jantung.

Dampak stress

Menurut American Academy of Family Physicians, dua pertiga pasien dewasa yang memeriksakan dirinya ke dokter memiliki penyakit yang berhubungan dengan gejala-gejala stress.

American Institute of Stress mencatat tak kurang ada 50 tanda-tanda dan gejala stress, berikut adalah sebagian diantaranya:

• Serangan panic yang dating tiba-tiba
• Mudah lupa, kurang terorganisir dan sering bingung
• Berat badan naik atau turun drastis tanpa diet
• Depresi, atau mood yang berubah sewaktu-waktu

Dalam studi yang dilakukan oleh American Psychological Association pda tahun 2007, 45% responde mengatakan bahwa stress dapat berpengaruh kepada hubungan mereka dengan pasangan masing-masing. Dan 8% mengatakan bahwa perceraian dan putusnya hubungan mereka dengan pasangan sebagian juga dipicu oleh stress.

Masih dari penelitian yang sama, 66% perokok akan merokok lebih banyak saat mereka stress. Empat puluh tiga persen dari keseluruhan responden akan mengkonsumsi makanan tidak sehat ketika mereka menderita stress, sedangkan 36% justru malah hilang nafsu makan sama sekali.

Tidak ada komentar: